Minggu, 05 April 2009

puisi ^_^

Lelah
akan rasa gundah yang terus menengadah
meminta perhatian penuh

Aku butuh bersandar
lepaskan semua masalah yang mengakar
yang terus membelit tegar

Apa yang terjadi
begitu kusadari
semua tiada lagi berarti

Benarkah kusendiri
menjalani semua ini
tanpa sandaran di hati

Rasanya teriakku pun tak lagi beriak
semua terlalu sibuk
bahkan hanya tuk dengarku berbisik
Tuhan..
beriku seseorang yang terbaik

Mathematic spirit

Berhitung yuk…!!!
Kalau dihitung hitung masing masing waktu kita 60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan, dst. Coba hitung sendiri waktu yangtelah kamu lalui sampai sekarang saat kamu baca artikel ini…
Apa aja yang udah kamu lakukan ?? kalo bejibun prestasi adalah jawabanmu..yeah banyak ucapan salut yang akan kuberikan karena kamu berhasil manfaatin waktu kamu.
Tapi kalo sampai sekarang kamu masih garuk garuk kepala bingung..’apa yach yang udah aku lakuin??’. Moga aja abis kamu baca artikel ini aka nada semangat baru di hati kamu..
Kata Imam Al Ghozali, kalo orang umurnya 60 tahun, ia telah tidur selama 20 tahun. Wow..bisa kebayang ga 1/3 (sepertiga) waktunya dihabiskan buat tidur ! Coba d itung waktu yang kamu habiskan buat tidur di umur kamu yang sekarang dengan perbandingan diatas. Misal : Ali umurnya 18 tahun di bulan ini jadi dia udah tidur selama 1/3 x 18 = 6 tahun. Bisa kan itung waktu kamu tidur sampai umur kamu saat ini??
Kalau selama itu kita tidur..truz prestasinya mana ??Itulah kebanyakan manusia. Apa termasuk kita ??
Ya kita akui, kita emank orang biasa yang punya sifat keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kemalasan, kemaluan…upz..:-P..he46 ^_^…
Tapi itu jangan dijadikan alasan buat bisa dipermasalahkan. Asal kata tau bagaimana cara kita ditengah keterbatasan itu mampu memaksimalkan potensi diri kita biar jadi prestasi yang dahsyat. Ayo Semangat !!
Sejarah mencatat, banyak orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan, bukan buaian manja kehidupan. Mereka besar dengan mengurangi jam tidurnya, waktu bekerjanya, dan kesibukan menguasai duniawi untuk memenuhi kebutuhan ukhrawi.
Menyedikitkan tidur malam untuk bias bangun malam. Sedikit canda untuk rasakan nikmatnya beribadah. Tak berlebihan dalam bergaul untuk rasakan iman. Menahan diri dari maksiat biar tubuh tetap sehat.
Soalnya keberhasilan kita tidak akan mungkin tanpa campur tangan ‘yang Diatas’ kan?? Jadi kita harus punya keseimbangan buat dua hal itu.
Sekarang dah siap buat berprestasi??
Keep your spirit to get success now !!
Already…
Goooo!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jadwal MotoGP 2009

12 april qatar
26 april motegi, jepang
3 mey jerez, Spanyol
17 mey le mans, Prancis
31 mey mugelo, Italia
14 juni catalunya, Spanyol
27 juni assen, Belanda
5 juli laguna secca, AS
19 juli Jerman
16 agustus brno, Ceko
30 agustus Indiana polis, AS
13 september San Marino
20 september Hunggaria
4 october Portugal
18 october Australia
25 october Malaysia
8 November Valensia

Met nonton motoGP 2009 yang pastinya tambah seru
setelah stoner kehilangan taringnya tahun lalu
Popularitas dani pedrosa yang mulai turun karena ada 2 rider baru
yaitu J. Lorenzo sama A. Dovizioso
@ rider muda yang bakalan nunjukin skillnya di tahun ini
Tapi ga lupa juga the Legend
V. Rossi..dah pasti kan lo ga ada dia ga bakalan rame
so I wish the championship 2009 is V. Rossi

Kenapa harus dan hanya ISLAM??

Begitu banyak kepercayaan/agama disekitar kita yang kita dengar dari kecil bahwa semua agama adalah benar dan akan menuntun pada kebaikan dan membawa kita ke surga. Tapi bagi kita pada umumnya dan pada khususnya beragama Islam harus lebih menanamkan kepercayaan dasar kita. Bahwa hanya ada 1 yang baik dan benar, yang lurus, yang dari Allah dan diridhoi-Nya, yang mampu mengantarkan kita ke Surga-Nya nan abadi juga member barokah dan rahmat Allah didunia. Itu adalah ISLAM.
Hal ini bukan fanatic tapi meningkatkan kepercayaan dasar kita. Kenapa harus Islam??

> Hanya Islam agama milik Allah
QS Ali Imron ayat 19
“Sesungguhnya agama disisi/milik Allah hanyalah Islam”
Apakah ada dasar agama lain yang menyebut hal ini dengan tegas sebagaimana Islam??

> Hanya Islam jalan yang Lurus menuju surge
QS Al An’am ayat 153
“ dan bahwa ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan jalan (yang lain) karena jalan itu mencerai beraikan kamu dan jalan-Nya..”

> Selain Islam ditolak Allah dan di akherat rugi
QS Ali Imron ayat 25
“barang siapa mencari selain agama islam, maka sekali kali tidaklah akan ditrima daripadanya
dan dia di akherat termasuk orang orang yang rugi”

> Islam satu satunya agama untuk seluruh umat manusia, dianut dan diajarkan semua rasul
QS An Nahl ayat 36
“dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap tiap umat (untuk menyerukan);
Sembahlah Allah saja dan jauhi Taghut itu”
QS Al Mukmin ayat 52
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku
adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku”

> Hanya agama Islam yang disempurnakan dan diridhloi Allah
QS Al Maidah ayat 3
“..pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhloi Islam itu menjadi agama bagimu..”

Sekarang gimana..Dah punya semangat lebih kan untuk mempelajari dasar dasar islam??
Dan kita kudu bersukur dah diberi nikmat dengan menjadi orang islam tinggal bagaimana usaha kita untuk mempertebal iman kita..
Ayo smangat !!!
Aku punya mata
Tapi tak selalu bisa melihatmu
Aku punya telinga
Tapi tak selalu bisa mendengarmu
Aku punya mulut tapi tak selalu bisa menyapamu
Aku punya tangan
Tapi tak selalu punya keberanian menggenggam tanganmu
Aku punya kaki tapi selalu ragu mencoba berjalan bersamamu
Namun aku punya hati
Yang dengan pasti kupersembahkan untukmu
Dengan cintaku seutuhnya

Dari sebuah novel bagus banget
pi aku lupa judulnya

wanita cantik

Wanita cantik..
Melukis kekuatan lewat masalahnya
Tersenyum saat tertekan
Tertawa disaat hati sedang menangis
Memberkati disaat terhina
Mempesona karena mengampuni

Wanita cantik..
Mengasihi tanpa pamrih
Bertambah kuat dalam doa dan harapan

Jumat, 03 April 2009

Pendekatan dalam Pengkajian Manusia
Pada awal perkembangannya pengkajian tentang manusia bersifat monodispliner yaitu bahwa dalam mengkaji manusia ada satu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mengkaji tentang manusia. Dalam perkembangannya pendekatan monodisipliner terasa tidak mumpuni lagi. Oleh karena itu ada 2 pendekatan dalam mengkaji manusia yaitu :
Pendekatan Multidisipliner
Yaitu suatu pendekatan dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara berdiri sendiri. Salah satu contoh cabang ilmu yang berdiri sendiri yaitu pendidikan tentang upaya pengubahan perilaku manusia.
Pendekatan Interdisiplin.
Bedanya dengan pendekatan multidisiplin yaitu terletak pada pengkajinya. Pendekatan multidisiplin pengkajinya seorang spesialis, sedangkan pendekatan interdisiplin pengkajinya seorang generalis. Pengkajian tentang manusia bagi para mahasiswa LPTK lebih banyak menggunakan pendekatan interdisiplin.
Berbagai Pengertian tentang Hakikat Manusia
Sejumlah pengertian tentang hakikat manusia yaitu sebagai berikut :
Socrates menyatakan bahwa hakikat manusia terletak pada budinya, yang memungkinkan untuk menentukan hikmah dan kebaikan.
Aristoteles menyatakan bahwa hakikat manusia terletak pada pikirnya tetapi perlu dilengkapi dengan hasil pengamatan indra.
Pancasila memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg monodualistik & monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Menurut tinjauan dari cabang ilmu psikologi pendidikan hakekat manusia adalah sebagai berikut :
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Notonegoro menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk monodualisme antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkanPandangan dari visi Islam. Hakikat manusia merupakan paduan yang menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan. Sementara Al-Syaibani memandang manusia memiliki delapan prinsip :
Manusia diciptakan dari segumpal darah atau mani.
Manusia merupakan khalifah diatas bumi yang akan diminta pertanggungan jawabnya.
Manusia merupakan makhluk sosial dan berbahasa untuk berkomunikasi dalam proses pendidikan.
Ada 3 unsur kepribadian manusia yaitu badan, ruh dan akal.
Seluruh perwatakan manusia merupakan perpaduan antara bawaan dan lingkungan.
Manusia memiliki motivasi, kecenderungan dan kebutuhan dasar.
Hakikat manusia memiliki perbedaan individual.
Hakikat watak manusia adalah lentur dan luwes.

Manusia Tinjauan Secara Evolusi
Asal usul manusia telah menjadi bahan perdebatan di segala jaman. Alkitab menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah. Berbagai tulisan kuno Babilonia dan Mesir juga menegaskan hal yang sama, meskipun cara penciptaan yang ditulis sedikit bervariasi. Isu ini menjadi semakin populer bagi orang modern seiring dengan berkembangnya teori evolusi, yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859. Pemegang teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Bagaimana dengan teori evolusi? Sebelum menganalisa secara detil, kita perlu mewaspadai kesalahan istilah yang begitu sering kita gunakan. Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan paham evolusi. Berikut ini adalah beragam argumen yang membuktikan bahwa hipotesa evolusi bukanlah sebuah kebenaran, bahkan menurut kaca mata ilmu pengetahuan sekalipun. Pertama, manipulasi data fosil. Sejak pandangan evolusi bergulir para ahli semakin giat mencari berbagai fosil dengan harapan menemukan “mata rantai yang hilang” yang bisa menjelaskan transisi dari binatang ke manusia atau dari suatu tahapan evolusi ke tahapan yang lain. Setelah berjalan puluhan dekade, mata rantai yang hilang itu tidak pernah ditemukan. Sebagian dari mereka terpaksa memanipulasi data dan melebih-lebihkannya supaya mendapatkan rekonstruksi kerangka makhluk hidup kuno yang mendukung evolusi. Berikut ini adalah beberapa “penipuan” ilmiah sehubungan dengan keberadaan fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang hilang.
1. Manusia Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.
2. Manusia Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama. Fosil-fosil keduanya kemudian direkonstruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.
3. Manusia Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan otak kera).
4. Lucy: ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.
5. Ramapithecus: sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari manusia, melainkan dari orang utan.
Kedua, kemustahilan mutasi gen yang positif. Ilmu pengetahuan mengakui adanya mutasi gen akibat suatu radiasi atau gejala alam lainnya. Gen yang mengalami perubahan kadangkala diwariskan pada keturunan berikutnya. Walaupun mutasi gen memang sungguh-sunggguh terjadi, namun kita tidak boleh melupakan bahwa mutasi sebagian besar bersifat negatif (merusak). Dari sekian ribu mutasi yang diselidiki, hanya beberapa saja yang berguna (positif) bagi spesies yang bersangkutan.
Ketiga, bantahan dari sisi entropi - hukum kedua termodinamika. Entropi menyatakan bahwa alam semesta cenderung berubah dari keadaan yang teratur menjadi tidak teratur, misalnya per memelar, gas membuyar. Diperlukan masukan energi untuk mengembalikannya ke suatu keadaan teratur, misalnya energi untuk membelitkan per dan mengumpulkan gas. Evolusi mengasumsikan terbentuknya keteraturan dari kekacauan secara acak. Evolusi menyiratkan bahwa manusia terbentuk dari hasil miliaran penyimpangan hukum entropi. Hal ini jelas sangat dilebih-lebihkan dan membutuhkan “iman” yang sangat besar untuk mempercayainya.
Bantahan paling kuat terhadap evolusi datang dari penemuan di bidang biokimia. Berdasarkan penemuan biokimia modern, tubuh manusia merupakan perpaduan jutaan sel yang sangat kompleks, jauh lebih kompleks daripada yang dipikirkan Charles Darwin, David Hume maupun orang sejaman mereka. Pada waktu itu mereka hanya memahami sel-sel sebagai gumpalan protoplasma. Kini para ilmuwan modern semakin menyadari bahwa satu sel terdiri dari rangkaian DNA dan RNA yang sangat banyak dan rumit. Untuk membentuk suatu substansi tubuh yang paling kecil dibutuhkan keserasian DNA/RNA yang sangat banyak.
Namun beberapa teori/hipotesa yang cukup diterima di masyarakat sebagai berikut. Teori kabut menyatakan bahwa nmakhluk di alam semesta pada awalnya berupa kabut yang sangat panas dan berputar putar. Diantara putaran kabut tersebut ada yang terpental dan suhunya menurun dan membentuk benda langit termasuk bumi. Pada awalnya permukaan bumi hanya terdiri dari beberapa zarah sub-atom dan beberapa zat lain. Lama kelamaan terjadi reaksi yang menghasilkan protein dan dalam perkembangannya menjadi berbagai makhluk hidup termasuk manusia. Manusia juga akan terus mengalami perubahan atau evolusi. Manusia termasuk makhluk paling tidak teratur, karena itu Tuhan memberikan perlakuan khusus dalam 2 wujud. Perlakuan pertama adalah diturunkannya kitab suci yang akan menjadi pedoman keteraturan manusia. Perlakuan kedua adalah terlahir dalam kondisi yang tak berdaya, karena itu manusia memerlukan bantua orang lain. Bantuan inilah yang pada hakekatnya dikenal dengan pendidikan. Yaitu untuk mengembangkan potensi potensi pada diri manusia.
Sejalan dengan perkembangan/evolusi otak manusia ditemukan bahasa sebagai alat komunikasi. Mulai tahap inilah pengetahuan manusia terhimpun, terkomunikasikan, dan terajarkan pada lintas generasi, yang selanjutnya berkembang menjadi ilmu. . Mulailah terjadi revolusi ilmu dan revolusi dalam pelaksanaan pendidikan.

Manusia Tinjauan Filosofik
Pandangan tentang manusia sebagai makhluk rasional yang telah bertahun tahun diyakini kebenarannya, sekarang mulai disadari adanya keterbasannya.. Kita seringkali menjumpai ketidakrasionalan tingkah manusia.
Kemudian ditemukan perkembangan manusia dalam bidang psikologi. Dalam kondisi bawah sadar atau subsadar manusia telah menyadari keterbatasannya . Pendefinisian manusia yang belum mengalami krisis adalah pandangan manusia secara animal symbilicum yang mengandung makna bahwa pemikiran dan perilaku simbolis merupakan cirri yang betul betul khas manusiawi dan pada kemajuan seluruh kebudayaan manusia mendasarkan diri pada hal tersebut. Namun pandangan manusia sebagai symbol binatang tetap ada perbedaan yang hakiki antara manusia dan binatang. Simbol pada binatang hanya bermakna fisik sedangkan symbol manusia bermakna fungsional dengan adanya unsure hakiki yang khas yaitu penyandraan.
Namun masih ada pertanyaan ‘terdiri dari apakah manusia itu?’. M. nor Syam menjawab pertanyaan ini bahwa ada dua aliran untuk menjawabnya yaitu sebagai berikut.
Aliran Monisme.
Yaitu aliran yang menganggap bahwa seluruh semesta makrokosmos termasuk manusia sebagai mikrokosmos hanya terdiri satu azas atau satu zat. Aliran ini dibedakan menjadi dua.
Paham materialism yang mendasarkan diri pada realitas yang sebenarnya dari sesuatu materi, serba benda. Pandangan idealism yang mendasarkan diri pada pandangan bahwa realitas yang sebenarnya adalah berupa idea atau rokhani.
Aliran Dualisme
Yaitu aliran yang memandang realitas semesta merupakan perpaduan antara unsure animate, zat hidup dan benda mati, jasmani dan rokhani. Karenanya tugas pendidikan harus mengembangkan kedua unsure secara harmonis.
Dimensi – Dimensi Kemanusiaan Manusia
Manusia sebagai Makhluk Individu
Yaitu bahwa manusia bersifat unik atau khas. William Stern berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan (pendidikan) Sepaham dengan pendapat Kurt Lewin, bahwa perilaku manusia merupakan fungsi dari kepribadian dan lingkungan.
Kesadaran manusia akan keindividualitasan dirinya bias mengarah pada dua dimensi yaitu dimensi kedirian dan dimensi keegoisan.
Dimensi Kedirian
Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
Dimensi Keegoisan
Dalam skala micro mengarah pada sikap mau menang sendiri. Dalam skala mekro mengarah pada paham kebangsaan yang sempit. Dengan demikian perkembangan individualitas manusia dalam pengertian ini haruslah dihindari karena dapat mengganggu perkembangan pribadi manusia.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
Dorongan untuk makan
Dorongan untuk mempertahankan diri
Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
a Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
b Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
c Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Tingkat kebutuhan manusia satu dengn yang lain cenderung meningkat, sehingga seringkali eksistensi subyeknya menjadi menghilang. Tugas pendidikanlah untuk mengeliminir kecenderungan tersebut. Pendidikan harus mampu menempatkan kedua kutub dikotomis tentang manusia tersebut secara seimbang.
Manusia sebagai Makhluk Susila
Yaitu suatu nilai yang memungkinkan manusia mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, manakah yang pantas dan manakah yang tidak pantas.
Dengan pertimbangan nilai-nilai budaya yang dijunjungnya memungkinkan manusia untuk berbuat dan bertindak secara susila.
Manusia sebagai Makhluk Religius
Manusia adalah mahluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya
Manusia sebagai mahluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing.Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun meditasi, komitmen aktif & praktek ritual.
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Pengembangan Dimensi Kemanusiaan Manusia dari Segi Pendidikan
Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan religii harus dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Manusia mempunyai arti hidup secara layak jika ada diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
Guna meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan yang formal, informal maupun nonformal. Dalam kenyataannya, manusia menunjukkan bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri sudah berlangsung sejak zaman primitif. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orangtua dan anak.
John A. Laska, mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Education is one of the most important activities in which human beings engange. It is by means of the educative process and its role intransmitting the cultural heritage from one generation to the next that human societies are able to meintein their existence. But education does more than just help us to keep the kind of society we already have; it is also one of the major ways in which people try to change or improve their societies…..
a. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
b. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
c. Pengembangan manusia sebagai makhluk Susila
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia akan melakukan penyimpangan terhadap norma-norma yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.
d. Pengembangan Manusia Sebagai Mahluk Religius
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Konsep Manusia Indonesia Seutuhnya
Konsep manusia Indonesia seutuhnya dikembangkan atas pandangan hidup bangsa Indonesia yakni Pancasila, yang menganut paham integralistik disesuaikan dengan struktur sosial masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.Dengan pandangan hidup Pancasila, pengembangan manusia Indonesia seutuhnya diusahakan agar hidup selaras, serasi dan seimbang dalam konteks hubungan manusia dengan ruang lingkupnya.Manusia sebagai pribadi yang utuh Dalam hidupnya, manusia perlu adanya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang menyangkut dua hal yaitu pengembangan jasmani dan rokhani dan keseimbangan dalam pengembangan daya cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi).
Manusia yg utuh hubungannya dg masyarakat. Manusia tidak akan mampu hidup tanpa bantuan orang lain.Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia hanya mempunyai arti dan dapat hidup bila berada di antara manusia lain berkat adanya interaksi dan adanya saling ketergantungan pada orang lain. Manusia utuh hubungannya dg alam Alam diciptakan beserta isinya memberikan kemudahan, kenikmatan dan tantangan bagi hidup manusia.Manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga kelestarian alam lingkungan dengan melakukan penghematan dalam pemakaian sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, serta memperhitungkan secara rinci berbagai dampak lingkungan akibat kegiatan pemanfaatannya. Manusia utuh hubungannya dg Tuhan Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan. Di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian, ketentraman, & persahabatan.Hubungan manusia Indonesia dengan bangsa-bangsa lain Dijiwai dengan bagian pembukaan UUD 45 bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan keadilan. Dg dijiwai cinta damai & cinta kemerdekaan, manusia Indonesia senantiasa menginginkan hidup berdampingan dengan bangsa lain secara damai dan tenteram.
Hubungan manusia dalam mengejar kemajuan lahiriah & kebahagiaan rokhaniahSesuai dengan dasar pengendalian diri dalam mengejar kepentingan, pribadi, maka manusia Indonesia yang mendasarkan diri pada pandangan hidup Pancasila dalam mewujudkan tujuan hidupnya, memiliki kesadaran bahwa setiap gerak arah & cara-cara melaksanakan tujuan hidupnya senantiasa dijiwai oleh Pancasila...
Tujuan Pendidikan Nasiaonal berdasarkan Undang Undang No. 20 tahun 2003, tentang system pendidikan Nasional Bab IV pasal 3, yang berbunyi ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangguang jawab.